Penulis | Parisha
Design By | Oemar Diyan Studio
Tiga guru Ponpes Oemar Diyan raih Juara I Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ), Juara I Khat Dekorasi dan Juara III Khat Kontemporer tingkat Kabupaten Aceh Besar yang diselenggarakan oleh STQ (Seleksi Tilawatil Qur’an di Komplek BPMP Provinsi Aceh di Gampong Niron, Kecamatan Sukamakmur. Kamis, (04/05/2023).
Willa Yasfiaka., S.Pd. merupakan alumni Oemar Diyan 2011 sekaligus pengajar ekstrakulikuler khat di Oemar Diyan. Willa berhasil meraih Juara I Khat Dekorasi STQ tingkat Kabupaten Aceh Besar. Kemudian, Durratul Baidha, S.Pd. adalah Pengajar Bahasa Indonesia sejak Agustus 2021 di Ponpes Oemar Diyan. Ia berhasil melengserkan peserta STQ dalam kategori KTIQ dengan peraihan Juara I Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) Se-Aceh Besar.
Selain itu, Khairuna, S.Pd., M.Pd juga berhasil memperoleh Juara III dengan kategori Khat Kontemporer. Khairuna atau yang kerap disapa Una merupakan Guru Biologi sejak tahun 2019. Ia mengajar Santri/Wati Oemar Diyan kelas XII IPA.
Kegiatan STQ tersebut diikuti 533 peserta (249 peserta putra dan 284 peserta putri) dari 23 kecamatan se-Aceh Besar. STQ merupakan salah satu bentuk syiar Islam yang diadakan setiap dua tahun sekali. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memotivasi masyarakat dan generasi muda Islam agar semakin terpikat hatinya dengan al-Quran dan semakin tertarik untuk mempelajari Al-Quran. Di samping itu, nantinya akan menyeleksi qari dan qariah terbaik di tingkat Kabupaten Aceh Besar yang akan diikutsertakan di jenjang MTQ Provinsi, bahkan tingkat nasional.
Dalam wawancara bersama oemardiyan.news Putri kelahiran Ule Kuta, Durrale mengungkapkan alasan ia mengikuti lomba KTIQ tersebut. Menurutnya lomba KTIQ ini merupakan tantangan dan kesempatan yang sangat istimewa untuk mengasah dan mengabadikan karya-Nya. Ia ingin memperkenalkan dokumentasi karya-Nya kepada siswa di kemudian hari.
“Selama menjadi guru Bahasa Indonesia, saya merasa gagal jika tidak memiliki karya. Lomba menjadi media untuk mendokumentasikan karya yang akan saya perkenalkan pada siswa. Alhamdulillah, tahun ini berkesempatan untuk mengikuti KTIQ di STQ Aceh Besar. Ini merupakan cabang yang saya idam-idamkan. Beberapa waktu lalu, saya tidak mendapatkan kesempatan itu. Kali ini adalah kesempatan terakhir dengan batas umur yang ditentukan oleh perlombaan tersebut. Jadi saya ingin memaksimalkan peluang ini dengan belajar sebaik-baiknya. Biasanya saya menulis genre nonfiksi dengan mengangkat masalah aktual dengan solusi sesuai teori saja. Kali ini, tantangannya adalah saya harus bisa memberikan solusi untuk masalah yang diangkat dengan jawaban terbaik dari Al-Quran. Cabang yang menantang, karena saya suka tantangan.” Pungkas Durrale
Durrale berharap peraihannya sebagai Juara I KTIQ dan masuk seleksi MTQ tingkat Provinsi Aceh dapat memberikan dampak semangat dalam mengkaji masalah yang terdapat dalam kehidupam dengan mengintegrasikannya dengan Al-Qur’an.
“Semoga melalui lomba ini, saya semakin semangat mengkaji masalah yang ada dalam kehidupan dengan mengintegrasikannya dengan Al-Quran. Sejatinya memang hidup akan selalu indah jika kita berpegang Teguh pada Al-Quran. Setidaknya pengalaman mengikuti lomba ini dapat menjadi cerita saya jika suatu saat membimbing siswa untuk menulis karya ilmiah.” Tutup Durrale
Khairuna juga sangat bersyukur bisa mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh STQ. Ia merasa sangat bangga menjadi salah satu perwakilan kecamatan Darul Imarah yang memenangkan kategori khat kontemporer dengan saingan yang cukup berat dan jumlah peserta yang begitu banyak tahun ini di cabang khattil Qur’an. Hal ini diungkapkan nya saat wawancara eksklusif bersama oemardiyannews.
“Alhamdulillah sangat bersyukur masih Allah kasih kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan STQ sebagai salah satu perwakilan kecamatan Darul imarah di cabang khat kontemporer putri dan meraih juara 3 dengan saingan yang cukup berat dan jumlah peserta terbanyak tahun ini di cabang khattil quran. Berkarya memang penuh tantangan. Melihat orang lain semangat menggoreskan pena untuk memperindah ayat Alquran menjadikan saya seorang pembelajar yang wajib mengupgrade diri. Kaligrafi bukan sekadar gores menggores, kaligrafi adalah seni berinteraksi dengan Illahi melalui pena dan kanvas yang ada di bumi.” Ungkap Una
Adapun cabang yang diperlombakan meliputi, tartil Al-Quran, tilawah anak-anak, tilawah remaja, tilawah dewasa, tilawah cacat netra, Qiraat Murattal Remaja, Qiraat Mujawwad Remaja, Qiraat Mujawwad Dewasa, Tahfizh 1 juz dan tilawah, tahfizh 5 juz dan tilawah.
Selanjutnya, tahfizh 10 juz, tahfidh 20 juz, tahfidz 30 juz, tafsir bahasa Arab, Tafsir Bahasa Inggris, Tafsir bahasa Indonesia, Fahmil Al-Quran, Syarhil Al-Quran, Khat Naskah, Khat Hiasan Mushaf, Khat Dekorasi, Khat Kontemporer, dan KTIQ.
Tinggalkan Komentar